Pengunjung

1745715
Hari iniHari ini932
KemarinKemarin1449
Minggu iniMinggu ini6014
Bulan iniBulan ini27747
KeseluruhanKeseluruhan1745715
  • DirectionJl. KHZ. Mustofa No. 310
  • PhoneCS (0265) 322333

COVID-19 berpotensi mempengaruhi banyak orang di berbagai negara. Virus ini tidak lekat dengan etnis, kebangsaan atau agama tertentu. Untuk mengurangi menyebaran yang begitu cepat, Social distancing (menjaga jarak dari orang lain demi kebaikan bersama) yaitu anjuran berdiam di rumah dapat memutus penyebaran virus corona.


Ketidaknyamanan psikis dapat menjadi dampak dari kebijakan pemerintah ini. Situasi baru dan ketidak pastian akan meningkatkan kewaspadaan seseorang sampai tahap yang wajar agar orang tersebut siap beradaptasi. Namun bila rasa cemas atau was-was berlebih muncul dapat menyebabkan penurunan fungsi dan masalah baru.

Kecemasan pada masyarakat tehadap COVID tampak dari perilaku seperti: memborong masker, sanitizer, sembako, banyak orang menggunakan masker di tempat-tempat umum, dll. Rasa cemas adalah reaksi emosi yg wajar yang disebabkan oleh suatu keadaan yang tidak diharapkan yang diasumsikan dapat menimbulkan bahaya.

Rasa cemas akan memberikan respon pada tubuh untuk cepat melakukan perlindungan dalam menjamin keamanan. Reaksi emosi cemas nersifat positif apabila dirasakan dan direspon sewajarnya. Tetapi apabila direspon secara berlebihan atau reaktif maka dapat menyebabkan suatu “gangguan cemas” (ANSIETAS), yang ditandai dengan gejala-gejala : khawatir, gelisah, panik, takut mati, takut kehilangan kontrol, jantung berdebar lebih kencang, nafas sesak, pendek, berat, perut mual, kembung, diare, kepala pusing, berat, terasa ringan, kulit terasa gatal, kesemutan, otot otot terasa tegang dan nyeri serta adanya gangguan tidur.

Guna menyikapi hal ini terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan oleh masyarakat antara lain:

1. Lindungi diri dan saling mendukung dengan orang lain
Membantu orang lain dalam waktu yang dibutuhkan dapat bermanfaat. Misalnya, memeriksa keadaan keluarga atau orang-orang di komunitas Anda melalui telepon dan sosial media yang mungkin membutuhkan bantuan tambahan atau dukungan.

2. Menerima bahwa rasa tidak nyaman yang muncul adalah kewajaran
Penerimaan munculnya kecemasan atau perasaan lain dalam diri, akan membantu mengelola perilaku. Penolakan perasaan yang muncul justru akan membuat perasaan itu semakin besar dan tidak terkontrol.

3. Komunikasi dengan orang yang dapat membuat anda nyaman
Tidak boleh berada dekat dengan orang lain, tidak berarti tidak boleh berkomunikasi. Pemanfaatan technology-based communication membuat anda berkomunikasi dengan kerabat anda. Berbagi perasaan merupakan hal yang efektif dalam mengelola emosi.

4. Terapkan Pola Hidup Bersih Sehat.
Tidur teratur, aktivitas fisik yang bisa dilakukan dalam ruangan, cuci tangan berkala, relaksasi, menghirup udara segar di pekarangan atau balkon, dan makan makanan bergizi merupakan aktivitas yang dapat bermanfaat untuk menjaga imunitas tubuh.

5. Pantau informasi perkembangan keadaan pada sumber yang tepat
Hindari laporan media atau broadcast chat yang sumbernya tidak jelas dan cenderung mengkhawatirkan. Cari sumber yang terpercaya seperti situs web WHO atau dinas kesehatan setempat atau Kementerian Kesehatan RI. Jangan ikut menyebarkan informasi yang belum pasti.

6. Ketika ketidaknyamanan muncul, alihkan dengan aktivitas yang menyenangkan
Gunakan cara-cara yang sebelumnya efektif untuk mengatasi kesulitan hidup anda. Sebisa mungkin batasi penggunaan gadget dan alihkan dengan aktivitas seperti :

a.) Bermain boardgame;

b.) Bermain dengan keluarga;

c.) Membaca buku;

d.) Menonton film;

e.) Relaksasi;

f.) Menulis;

g.) Memasak;

h.) Menata rumah;

i.) Menata taman rumah;

j.) Mendengarkan musik;

k.) Berdoa. Lakukan aktivitas yang membantu anda untuk fokus terhadap saat ini (Here and Now).

7. Bantu anak-anak menemukan cara positif untuk mengungkapkan perasaan seperti ketakutan dan kesedihan.
Setiap anak punya cara mereka sendiri untuk mengekspresikan emosi. Terkadang terlibat dalam aktivitas kreatif, seperti bermain, dan menggambar dapat memfasilitasi proses ini. Anak-anak merasa lega jika mereka dapat mengekspresikan dan berkomunikasi dengan mereka perasaan di lingkungan yang aman dan mendukung.

Orang dewasa yang lebih tua, terutama dalam isolasi dan mereka yang mengalami penurunan kognitif / demensia, bisa menjadi lebih cemas, marah, stres, gelisah, dan ditarik selama wabah / saat di karantina. Berikan dukungan praktis dan emosional melalui jaringan informal (keluarga) dan kesehatan profesional.

Silahkan mencari pertolongan profesional apabila anda merasa terdapat gangguan yang bermakna dalam sehari – hari. Kami siap memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial karena wabah COVID-19
 
REFERENSI :
PPDKSJI. 2020. Siap Mental Menghadapi Covid-19. Https://www.PDSKJI.org
2. WHO. 2020. Mental Health and Psychosocial Considerations During COVID-19 Outbreak.https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/mental-healthconsiderations.pdf?sfvrsn=6d3578af_10